
Wawancara Kepala Suku: Kearifan Lokal dalam Menjaga Hutan
Wawancara Kepala Suku: Kearifan Lokal dalam Menjaga Hutan
Tentang Video
Dalam wawancara eksklusif ini, Ondofolo Yohanes Ohee, pemimpin adat Suku Sentani, berbagi pengetahuan turun-temurun tentang praktik-praktik kearifan lokal yang telah menjaga kelestarian ekosistem Danau Sentani selama ratusan tahun. Wawancara dilakukan di Rumah Adat Sentani dengan latar belakang pemandangan danau yang indah.
Topik yang Dibahas:
- Sistem Kepercayaan Tradisional: Hubungan spiritual antara masyarakat Sentani dengan danau dan hutan
- Aturan Adat Pengelolaan Sumber Daya: Sistem zona dalam pengelolaan danau, larangan-larangan adat, dan sanksi pelanggaran
- Kalender Ekologi Tradisional: Pengetahuan tentang musim ikan, waktu bercocok tanam, dan indikator alam
- Ritual dan Upacara: Berbagai ritual yang terkait dengan pengelolaan sumber daya alam
- Transmisi Pengetahuan: Cara pengetahuan diwariskan kepada generasi muda
- Tantangan Modern: Ancaman terhadap kearifan lokal dari modernisasi dan eksploitasi
Kutipan Inspiratif:
'Danau ini bukan hanya sumber ikan untuk kami, tetapi dia adalah ibu kami. Kami menjaganya seperti menjaga ibu kami sendiri. Jika danau rusak, kami juga akan hancur. Itulah mengapa leluhur kami mengajarkan aturan-aturan yang ketat dalam mengambil ikan dan menjaga kebersihan danau.' - Ondofolo Yohanes Ohee
Konteks Historis:
Danau Sentani telah menjadi pusat kehidupan masyarakat Sentani selama ribuan tahun. Sistem pengelolaan tradisional telah mempertahankan keseimbangan ekologi danau, meskipun dalam beberapa dekade terakhir menghadapi tekanan dari polusi, penangkapan ikan berlebihan, dan perubahan tata guna lahan.
Relevansi Kontemporer:
- Kearifan lokal Sentani dapat menjadi model pengelolaan danau berkelanjutan
- Pentingnya pengakuan sistem pengelolaan adat dalam kebijakan konservasi
- Integrasi pengetahuan tradisional dengan ilmu pengetahuan modern
- Pelibatan pemuda dalam pelestarian kearifan lokal
Kredit:
- Interviewer: Dr. Maria Wanggai (Peneliti JERAT Papua)
- Translator: Yosef Ohee (Bahasa Sentani - Indonesia)
- Camera & Editing: Papua Heritage Documentation Project
